Mengajarkan Anak Berdagang

Ini pertanyaan yg sy kirimkan ke Salah satu group wa

Assalamu'alaykum Hari ini sy menyuruh anak sy brdagang dgn membawa 20 snack ke sekolah. Ternyata Malah dititipkan kantin sekolah. Saya marah dan meminta mereka utk mengambil snack tsb dan meletakkan di tempat keramaian dimana teman2nya berkumpul.

Diselang waktu tsb sy mencari tahu sejak umur berapa anak boleh berdagang.

Sy menemukan informasi bahwa rosul diajak berdagang pamannya pada umur 12 tahun. Kemungkinan hanya membantu membawa barang dagangan.

Dan baru umur 25 tahun beliau berdagang sendiri.

Akhirnya baru saja Saya memutuskan bahwa mulai bsk stop dulu berdagang.

Tujuan sy memerintahkan anak berdagang untuk pembelajaran saja.

Bagaimana pendapat Ustadz?

Jawaban

*_BISMILLAH..._*
*BOLEHKAH ANAK KECIL MELAKUKAN JUAL BELI*
Bolehkah anak kecil melakukan jual beli? Anak yang boleh melakukan jual beli hanyalah yang sudah mencapai tamyiz, itu pun masih perlu ada rincian.
Kita tahu bersama bahwa di antara syarat jual beli mesti dilakukan oleh orang yang diizinkan oleh syari’at untuk melakukan jual beli. Siapakah orang yang diizinkan?
Ada 5 orang yang harus memenuhi syarat ini yang diizinkan untuk melakukan jual beli:
1- Baligh (dewasa)
2- Berakal
3- Merdeka, bukan budak
4- Ar rusydu, yaitu bisa membelanjakan harta dengan baik[1]
5- Orang yang memiliki atau mendapatkan izin dari si pemilik
Salah satu syarat di atas disebutkan baligh. Apa berarti anak kecil tidak boleh melakukan jual beli?
Perlu diketahui bahwa anak kecil tidak lepas dari dua keadaan:
1- Belum tamyiz
Anak yang belum tamyiz jika melakukan akad jual beli, tidaklah sah.
Kapan usia tamyiz? Para ulama berkata bahwa usia tamyiz yaitu saat seorang anak sudah mengenal mana bahaya dan mana yang manfaat. Karena kata tamyiz berarti bisa membedakan mana yang baik dan buruk setelah mengenalnya.[2] Yang jadi standar seseorang dibebani syari’at (beban takflif) jika sudah mencapai baligh, patokannya bukanlah telah mencapai tamyiz. Seorang anak yang masih tamyiz (tetapi belum baligh) jika meninggalkan kewajiban atau melakukan suatu keharaman, tidaklah mendapatkan hukuman karena pena catatan amal terangkat dari dirinya.[3]
2- Anak yang sudah tamyiz
Ada beberapa rincian dalam hal ini:
a- Jika akad yang dilakukan adalah akan yang murni manfaat seperti menerima hibah, wakaf, dan wasiat, maka sah akad anak tersebut tanpa mesti izin pada wali atau orang tuanya. Begitu pula sah melakukan akad yang secara ‘urf sepele atau sedikit.
b- Jika akad yang dilakukan murni mengandung mudhorot (bahaya), maka tidak sah akad tersebut walaupun diizinkan oleh wali.
c- Jika masih samar akad tersebut, ada manfaat ataukah bahaya, maka harus dengan izin wali.[4]
Semoga sajian singkat ini bermanfaat. Insya Allah akan dilanjutkan dengan bahasan fikih muamalah lainnya.
Hanya Allah yang memberi hidayah dan taufik.

Referensi:
Al Mukhtashor fil Mu’amalat, Syaikh Prof. Dr. Kholid bin ‘Ali bin Muhammad Al Musyaiqih, terbitan Maktabah Ar Rusyd, cetakan tahun 1431 H.
Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, terbitan Kementrian Wakaf dan Urusan Islamiyyah Kuwait.

Diselesaikan 02: 13 PM, 21 Rabi’ul Awwal 1435 H di Warak, Girisekar, Panggang, GK
Oleh -akhukum fillah- Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom

Sumber : https://rumaysho.com/6028-bolehkah-anak-kecil-melakukan-jual-beli.html

Dari jawaban diatas Saya sepertinya harus memastikan apakah anak Saya Sudah tamyis?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanaman Yang Mengandung Nitrogen, Phospor dan Kalium Serta Pestisida Alami

Pondok Pesantren Benteng Terakhir dari Modernisasi Generasi Z

FAQ Dinar & Dirham